Home »
» Akhir Sebuah Pengorbanan
Akhir Sebuah Pengorbanan
Posted by tita
on 3:35 PM
|
semua akan bersatu walaupun terpisah ribuan tahun sekalipun... |
Akhir Sebuah Pengorbanan
Setiap pengorbanan punya akhir. Baik bahagia ataupun lara tertoreh di dalamnya. Jangankan air mata, tetesan darahpun menjadi sarapan setiap jalinan cinta. Karena setiap cinta butuh pengorbanan, tanpanya cinta takkan bertahan lama.
Aku berjalan pelan menikmati indahnya alam yang membesarkan aku. Jalan ini sudah beraspal namun masih jarang kendaraan lewat. Maklum ini pedesaan. Ku berhenti sejenak sekali-kali kupejamkan mataku, dan kurasakan bau khas tumbuhan sekitar yang tersenyum mengiringi kepulanganku, kadang angin juga bergerak lembut terbangkan rambutku.
”Alam yang indah, aku senang hidup di desa,” gumamku sambil tersenyum melihat sekitar.
Aku belok pada pertigaan pertama. Tepat di depan pohon mangga besar aku berhenti. Rumah cat orange, bagiku kedamaian sekaligus istana dimana aku bisa tersenyum bersama keluarga dan menghilangkan sejenak lelahku.
”Dinda pulang Bunda!” ucapku.
”Udah makan pa belum Din, Bunda buatin telur dadar kesukaan Dinda,” kata Bunda semangat.
Aku memang suka sekali telur dadar. Ayam goreng pun kalah dengan telur dadar bikinan Bunda, tapi sayangnya aku lagi tidak punya nafsu makan kejadian tadi siang membuat aku kenyang.
”Maaf Bunda, tadi Dinda sudah jajan, buat makan malam saja ya Bund! Dinda mau tidur siang dulu.”
Tanpa menunggu Bunda merayuku untuk tetap makan aku bergegas lari masuk ke kamarku dan tak lupa aku menguncinya.
Bunda tahu aku tak mau diganggu bila aku cepat-cepat masuk kamar. Kamar bercat orange dan segala isinya berwarna orange ini menjadi tempat spesialku, disini aku bisa menangis tanpa ada orang yang tahu dan bisa tertawa seperti orang gila, karena kamarku terletak di lantai atas.
Ku lemparkan tubuh kecilku ke tempat tidurku. Tak kuasa ku tahan air mata yang keluar begitu saja.
”Din, kamu gak tahu Dean punya pacar lagi?” Tanya Inka sahabatku.
”Aku gak mau tahu Ka, karena aku sudah punya Franky buat apa mikirin Dean,” kataku berbohong.
Inka tahu aku berbohong. Aku memang masih peduli padanya karena Dean mantan ku yang membuatku sakit hati. Karena dia tak mengerti rasaku sebelumnya. Pengorbanan yang sia-sia saat aku memutuskan untuk break sebentar demi menghadapi ujian nasional. Agar kita bisa serius belajar tanpa terganggu oleh hubungan kita.
”Tapi apa yang aku terima dari kamu?” tanyaku mengingat sakit lampau.
Sebuah tamparan maya yang mungkin buat ku selalu ingat, kau tak pernah tunjukkan tatapan tajam yang selalu ku cari di setiap sudut sekolah dan senyummu. Kau menjadi dirimu yang lain, yang belum pernah ku tahu sebelumnya.
”Dingin dan sadis. Tak ada senyuman bahkan tatapan untuk ku lagi.”
Sejak itu Dean berubah, apalagi aku dan Dean satu SMA lagi, namun Dean tetap saja membisu seolah aku dan dia tak pernah ada hubungan. Kita seperti tak kenal.
”Kau menjadi cowok tereksis di sekolah dan aku jadi cewek yang terpuruk karena cinta yang tak pernah di mengerti.”
Hari-hari ku di sekolah menjadi neraka bagiku, aku yang ceria berbuah jadi pendiam dan rapuh ketika melihat kau bersama cewek yang kau incar terang-terangan.
”Dulu kau tak seperti itu Dean!” kataku lirih.
”Sabar ya Din, mungkin Dean cuma mau bikin kamu sedikit cemburu, dia masih suka kamu kali?” hibur Inka.
Masih suka?
Tidak mungkin seratus persen aku yakin. Dean bermaksud balas dendam padaku, nyakitin hati ku. Agar aku ngrasain perih karena aku mutusin dia.
”Aku sakit Inka, apa yang harus aku lakukan agar aku bisa lupakan dia?
”Cari pengganti yang lebih baik dari dia saja kan banyak.”
Aku hanya bisa terdiam, itu bukan saran yang terlalu baik namun sangat efektif untuk mengatasi sakitku.
”Makasih sahabatku!”
***
”Dinda, benarkah kau bersama Franky?” tanya Dito.
Aku terus melanjutkan jalannya tanpa menggubris pertanyaan dari Dito. Aku sudah lelah atas pertanyaan itu, sudah lelah menunggu kata cinta dari Dean.
”Benar Dit, memang ada apa?”
”Gak kok Din, tapi kamu terima cinta Franky bukan karena cinta kan, ada alasan lain?”
Aku terdiam dan semikin mempercepat langkah. Aku harap untuk cepat sampai rumah.
”Iya, aku mencintainya,” ucapku lirih.
Dito mengerti apa yang ku sembunyikan, aku menahan air mata. Ntah kebahagiaan ataupun kesengsaraan namun itu pastikan demi kebahagiaanku.
”Iya Dit, doain aku bahagia ya!”
”Iya aku slalu bersamamu, ingat Din masa depan kamu masih panjang jangan lupakan cita-cita mu,” kata Dito.
”Aku pulang dulu,” pamitku.
Aku buru-buru masuk rumah. Percakapan ini berakhir di depan rumah orange.
***
”Lama banget sih, katanya mau ngantar tepat waktu mana?”
Greng…..
Suara motor berhenti tepat di belakangku mungkin jika empunya kurang handal menjalankan sepedanya, dia tlah menabrakku.
”Kalau berangkat kayaknya sudah telat, maen yuk!”
”Apa maen?”
Belum sempat Dinda berargumen motor tlah melaju kencang membawa Dinda pergi. Dalam hatinya terselip rasa ragu, pertama kalinya Dinda bolos sekolah. Semua tlah terjadi sekali memberikan celah membuat lubang yang lebar. Dinda melanggar prinsip dalam hidupnya. Teringat kenangan tentang prinsip yang dia ikhrarkan di depan Dito…………….
”Dit, aku juara di kelas lagi, mungkin aku mau masuk ke SMA favorit, kamu dukung gak?”
”Iya donk adik kecilku, yang terbaik buat kamu adalah kejar cita-citamu setinggi langit!”
”Idih, kamu tu ya seperti anak kecil saja!”
Aku dan Dito tertawa. Terlihat kebersamaan antara dua insan manusia akan masa depannya.
”Thu gak saat SMA, kamu akan ketemu cowok cakep lho, mungkin pacaran juga, tapi inget pacaran itu bikin kamu gak kosentrasi dalam belajar dan bisa turunkan prestasimu,” ucap Ditto.
Tanpa basa-basi aku meluk Ditto yang telah dianggap sebagai kakak juga sahabatnya.
”Santai saja kakakku, aku janji dan punya prinsip kalau aku pacaran aku kan utamakan sekolah dari pada cowok, belum tentukan dia jadi suami aku.”
”Ingat itu baik-baik, biasanya cowok mulutnya manis sekali. Hati-hati ya, juga yang terpenting melanggar prinsip mu ingat kalau melanggar jalan akan berubah haluan dan sangat sulit bagi kamu kembali ke jalan yang sebelumnya!” kata Ditto.
Kau tak akan tahu Dit, apa yang sebenarnya terjadi pada hati ku. Ku pilih Franky agar aku tak terlalu sakit bila ingat Dean. Aku malu pada diriku sendiri, kenapa aku bisa rapuh karena Dean. Kau yang mengajari ku untuk lebih mengenal sifat cowok sebelum kita jadi pacarnya.
”Woy, bengong ajah! Jadi gak kita bolos?” tanya Franky.
”Jadi, kita pergi kemana Say?”
Aku mau sejenak refreshing melupakan sakitku. Aku tak peduli melanggar peraturan sekolah. Ini masalah hati yang sulit ku cari obatnya.
Aku dan Franky beda dua tingkat, aku kenal dia juga sejak SMP. Sejak pertemuan di halte bus empat yang lalu membuat kami semakin dekat dan memutuskan untuk pacaran. Franky tipe cowok cuek, pendiem, namun paling tak taat aturan. Sudah tiga kali dia pindah sekolah, dan aku suka dia karena tatapannya.
”Tajam dan berwibawa,” kataku lirih.
Franky tipe cowok keras, aku tak tahu berapa dominannya cintanya padaku. Itu yang membuat Dito kawatir. Dia takut kalau ternyata Franky cuma mau mainin perasaanku. Gadis kecil yang lemah dan butuh pertolongan.
”Sampai, at Kettep Pass, the second paradise for me!”
”Wow.. indah banget!” seruku kagum.
”Baru nyadar di Magelang ada tempat seindah ini, dimana kamu bisa liat Gunung Merapi begitu dekatnya dengan kamu,” kata Franky cuek.
Aku turun dari motor Franky. Cuaca memang sedang bersahabat, kabut tak menutupi indahnya Merapi dan di temani sinar mentari menambah indahnya alam.
”Sekarang kamu bisa teriak sepuasnya, lepasin tu semua yang gajal hati mu!” kata Franky.
Aku binging, apa maksud Franky berkata seperti itu. Apa dia tahu perasaanku? Ku tatap mata tajamnya, semakin tajam dia menatapku.
”Apa maksud kamu?”
Dia hanya tersenyum, aku semakin takut. Sebenarnya apa yang sedang dipikirkanya, apa dia seperti laki-laki lain? Menyakiti hati ku?
”Kenapa kamu tak pernah mau jujur pada ku?” tanyanya.
”Aku tak mengerti Frank.”
Franky hanya bisa menghela nafas.
”Dinda yang dulu tak rapuh seperti ini, yang ku kenal canda dan tawa lepas. Tak ada mata sendu, tapi kenapa cinta mengubahmu?”
”Apakah ini sebuah pengorbanan?” tanyaku.
”Bukan, cinta tak perlu pengorbanan. Aku sayang kamu, lebih dari kau rasakan padaku,” jawabnya.
”Maksud kamu?”
”Tiap detik aku mikirin kamu, sejak tiga tahu silam, kau menganggapku sebagai kakak karena aku juga teman Dito, tapi lebih dari itu aku punya rasa lain untuk menjagamu.”
Aku masih tak mengerti dengan argumen itu. Aku yakin Franky tak tahu masalah yang sebenarnya terjadi padaku.
”Dean,” kata Franky.
Tiba-tiba hatiku berdesir. Di balik sikap cueknya ternyata dia tahu banyak, lebih dari Inka bahkan Dito kakakku sendiri.
”Aku tak mengerti Frank.”
”Mana Dinda yang dulu? Yang kuat? Mana?”
Tak kuasa ku menahan tangis, aku tak mengerti perasaan ku sendiri. Dean yang kejam menyiksa batinku atau Franky?
”Saatnya kau buka hati mu untuk orang lain,tidak harus aku, hati tak bisa dibohongi. Dean gak pantas untuk mu.”
”Dia akan kembali padaku aku yakin pengorbanan akan berakhir indah dan sakitku tak akan sia-sia,” kataku.
Franky hanya tersenyum sinis mendengar jawaban bodohku.
”Apa buktinya? Pacaran di depan mu bahkan dia tak mau menatapmu.”
Franky juga tahu Dean tak mau menatapku.
”Siapa yang bilang? Frank, kamu tahu segalanya yang ku alami.”
”Hatiku, aku menyayangi mu. Terserah kau tak punya rasa pada ku, tapi aku cuma ingin kau seperti yang dulu, ceria dan hidup.”
”Aku tersesat, beri tahu aku dimana jalannya!”
”Mulailah buka hati mu untuk orang lain, sangat sulit tapi bila ada niat sesulit apapun pasti bisa, karena kau gadis yang kuat,” katanya.
Tak kurasakan dingin udara di sekitar, hati ku membeku dan kini ku butuh pemanas untuk mencairkan kebekuanku. Franky menatap jauh, dia memang berwibawa. Aku tak menyangka begitu pedulinya padaku. Aku seperti tak melihat tumpukan emas disampingku. Aku sadar Dean bukan cowok yang pantas aku tunggu.
Tapi…
”Frank, aku tetap yakin sebuah pengorbanan akan berakhir indah!” teriakku.
Franky menghampirriku dengan raut sedih, ”Kalau Dean pilihanmu aku sudah tak bisa lagi−”
Ssstttttttttt…
”Apa katamu, tapi aku tetap yakin pengorbanan itu−”
Belum aku selesai berbicara Franky meninggalkan aku.
Ini keputusanku, tak ada yang bisa mengubahku walaupun seorang sekalipun karena untuk hati ku dan tawaku.
”Franky…”
Ku peluk dia untuk yang pertama kalinya, begitu hangat dan kurasakan dia berbalik menghadapku seolah dia tak percaya aku membuka hati untuknya.
Kau tekesan cuek tapi hatimu terlalu perhatian padaku, aku suka caramu.
”Maaf aku kurang peka membaca itu cinta, tapi sekarang aku bisa membuktikan padamu.” Kali ini Franky bingung dengan kataku.
”Pengorbanan akan berakhir indah,”
Ku peluk pangeranku takkan ku lepas karena dia penjaga hatiku yang sesungguhnya.
Makasih Dean, pengorbananku tak sia-sia.
Lantita, Magelang
http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/07/nah-ini-5-posisi-seks-agar-pria-tahan.html
ReplyDeletehttp://jutawandomino206.blogspot.com/2017/07/heboh-viral-pak-kades-tidur-ditumpukan.html
http://detik206.blogspot.com/2017/06/sering-di-hooh-oleh-pacar-ibu-siswi-sd.html
HALLO BOSS YUK DAFTARKAN SEGERA DI DOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !
SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN BOSS ^_^
UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683/WA(+855 8748 0626) SILAHKAN DIADD YA:-)
DOMINO206.COM MENYEDIAKAN 7 PERMAINAN
- ADUR-Q
- DOMINO99
- BANDAR-Q
- POKER
- BANDAR POKER
- SAKONG
- CAPSA SUSUN
http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/07/nah-ini-5-posisi-seks-agar-pria-tahan.html
ReplyDeletehttp://jutawandomino206.blogspot.com/2017/07/heboh-viral-pak-kades-tidur-ditumpukan.html
http://detik206.blogspot.com/2017/06/sering-di-hooh-oleh-pacar-ibu-siswi-sd.html
HALLO BOSS YUK DAFTARKAN SEGERA DI DOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !
SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN BOSS ^_^
UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683/WA(+855 8748 0626) SILAHKAN DIADD YA:-)
DOMINO206.COM MENYEDIAKAN 7 PERMAINAN
- ADUR-Q
- DOMINO99
- BANDAR-Q
- POKER
- BANDAR POKER
- SAKONG
- CAPSA SUSUN