Dalam hal ini, manusia beradu dalam logika dan juga rasa..
Walaupun iklhas dan berusaha menata porak poranda dunia,
tetap saja ada, salah dua atau mereka
yang tak peduli arti, "menghargai." Mereka lupa, bahwa di lubuk
hatinya, ya di situlah perasaan yang mudah tersentuh.. Ada satu hal yang mudah
sekali retak..
Jika manusia berjalan sesuai jalur, tetap saja masih ada
kendaraan lain meyerobot jalan kita hingga tanpa kau inginkan, kau pun
tiba-tiba terjatuh. Bukankah benar??
Kemudian apa kah kita harus sama, mengikuti tidakan tak
beradab itu?
Apakah dengan mudahnya, emosi yang telah lama kau pupuk
untuk tenang dan pulas tertidur didasar batin sana, tiba-tiba bangun untuk ikut
beradu dengan emosi tak beralaskan akal dan nurani..?
Tak apalah, mereka yang berjalan tak mengikuti jalur yang
ditentukan.. Kadang pun mengusik dinding-dinding batinmu, yang jelas, sebagai
manusia yang arif, dan diberi kelebihan sebagai makhluk berakal dan berperasaan,
seenggaknya kita mampu tersenyum, dan berkata, "Aku tak akan ikut jalan
pintas seperti itu.. dan aku Masih memiliki-Nya, dan Kepada-Nya aku berserah
dan Meminta.."
Dan dengan kepala tertunduk, mengingat Sang Pencipta
Mengawasi manusia, bsakah kita berjalan dengan dua kaki tanpa berfikir,
siapakah Pemberi Karunia kaki ini agar Mampu Berjalan? Tanpa_Nya... kita semua
tak berarti apa-apa..
“Hasbunallah wa nikmal wakil, Nikmal
maula wa Nikman Nasir”
Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan
Allah adalah sebaik-baik Pelindung.
@ariftatita
#lantita Jingga
like page Nada Jiwa: Klik link https://www.facebook.com/NadaJiwa
0 comments:
Post a Comment