Malaikat
Nyataku
(Nur
Arifta Lantiningrum)
Bunda...
Berirama kasih syurga,
usung ikhlas makna sejati cinta..
Nirwana nyata, tutur
lembut tulus sayang di dada..
Ku ingat, kala ku
jadi nutfah sampai ku berwujud,
menggelayut dalam rahimmu..
Berat, usil ku dalam
perutmu, kau anggap wajar dan memang kodrat seorang ibu..
Sembilan
bulan lamanya..
Hingga waktu tiba,
hadirku melihat indahnya dunia..
Hampir saja aku
bunuhmu..
Namun Tetap saja, juang
semangatmu tak padam tuk bisa lihat aku
Kala jihad mu, nyata untuk
hidupku...
Tangis pertamaku, hapus
sakit luka-luka karenaku..
Dan aku lahir keduniaku
yang baru....
Timangmu dalam peluk
hangat kasih syahdu..
Rengekku kadang
repotkanmu..
Tetap saja kau sabar
dan jadi kholifah sejati itu harapmu
Hingga sekarang, kulihat
rambutmu mulai memutih..
Dan diriku tak seperti
dulu lagi..
Pulpen, buku, dan
tugas-tugas kuliahku..
Hanya doa tulus
tergambar dari rautmu ketika ku pamit berangkat dari aktivitasku..
Belaian kasih tanpa
tanda jasa..
Ucapmu mukjizat sabda,
Ridho mu tutup pintu neraka..
Allah, tetapkan
malaikat nyata..
Yang turun dari langit,
ntah langit ke berapa..
Tuk jaga insan dunia..
Terima kasih bunda..
Peluk cium, salam
santun, beserta haru dan lantunan
Pundi-pundi doa
Hadirmu pencerah dunia
Namamu menjadi barisan
pertama dalam doaku..
Disetiap degup jantung
dan nadiku terselip asaku, tuk balas kasihmu..
“Selamat
Hari Ibu.”
Hadirmu
pencerah dunia,
Layak
malaikat nyata turun dari surga..
Ku
ingin ridhomu.. sebagai pilar langkahku..
Menuju
Jannah-Nya
Magelang,
2012
0 comments:
Post a Comment